Senangnya bermusik…


Sehabis liburan dari kampung, aku kembali dijejali dengan setumpuk kesibukan yang seperti tiada habisnya. Pada kali ini, kegiatan-kegiatan di seputar dunia musik yang menjadi kesibukan utamaku. Mulai dari mengajar piano ke anak-anak SD di SCM (Sekolah Cerdas Muthahhari), membuat Minus One(musik tanpa vokal), serta jadwal tampil di sana-sini (wuiih, kayak artis aja, padahal ga segitunya kalee..).

 

Aku awali ceritaku kali ini dengan kegiatan mengajar piano. Kesan pertama yang aku dapatkan pada waktu masuk ke ruang kelas anak2 kelas 1&2 SD adalah repot. Repot karena anak2 SD di sana “luar binasa” bandelnya. Apalagi keyboardnya (sebagai pengganti piano) cuma ada 1. Artinya, agar semuanya bisa kebagian “memencet” pianonya, anak2 diajarkan secara bergilir. Pada waktu aku mengajar seseorang anak, betapa sulitnya untuk memberitahu anak-anak yang lainnya agar tidak mengganggu temannya yang sedang belajar. Namun demikian, aku senang. Pengalaman yang ku dapatkan adalah bahwa mengajarkan ilmu ke anak-anak merupakan hal yang sungguh berbeda dengan mengajarkan kepada orang yang lebih dewasa.

 

Di lain tempat, aku juga sedang membuat beberapa Minus One lagu-lagunya Il Divo yang akan dipakai oleh suatu vokal grup beraliran klasik untuk acara Grand Launching suatu apartemen. Nah, kerjaan ini yang membuat aku begadang selama lebih kurang 2 malam (jadi inget tugas2 yang ada di kuliah ;p). Namun demikian, lagi-lagi aku tetap senang. Ternyata membuat Minus One memiliki keasyikan tersendiri. Sehari semalam selama beberapa hari aku berada di studio rekaman, ditemani dengan sebuah komputer (tentunya dengan perangkat lunak audio&midi editing) beserta dengan sebuah keyboard yang memiliki GM (General Midi). Di sana aku bebas berkreasi untuk mengaransemen musik-musik Minus One sesuai dengan keinginanku.

 

Dan kegiatan yang terakhir adalah tampil di beberapa tempat sebagai pemain piano sebuah band pengiring pada pertengahan hingga akhir bulan Agustus ini. Kalau ku hitung-hitung, total lagu yang harus ku hafal dan ku kuasai dalam jangka waktu 5 hari lebih kurang 30 lagu. PR yang lumayan banyak dan berat.

 

Namun demikian, kesimpulannya tetap saja aku senang. Pekerjaan tersebut ku anggap aja sebagai refreshing. Apalagi sebagian besar kegiatan bermusik yang aku lakukan di kasih amplop(ups…walaupun demikian, itu bukan menjadi prioritas utamaku. Tetep aja intinya aku senang main piano dan bermusik). Bagiku itu sama aja kita “ditraktir makanan enak”. (Udah seneng makan[seneng musik], makanannya enak[musiknya enak-enak], dibayarin lagi).

 

Oh….betapa senangnya bermain musik. Seandainya aja kegiatan-kegiatan ku yang bermanfaat lainnya dapat ku lakukan dengan perasaan seperti ini. (Contohnya, sampai sekarang aku belum bisa menemukan nikmatnya kuliah, : >). Malah “perasaan senang” seperti ini kebanyakan berasal dari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat, bahkan banyak mudharatnya.